ONTOLOGI FILSAFAT

Authors

  • Pama Bakri Albadri STAIN Bengkalis
  • Riski Ramadani STAIN Bengkalis
  • Reni Amanda STAIN Bengkalis
  • Nurisa STAIN Bengkalis
  • Rida Safika STAIN Bengkalis
  • Sahrul Sorialom Harahap STAIN Bengkalis

DOI:

https://doi.org/10.55681/primer.v1i3.148

Keywords:

Ontologi, Filsafat

Abstract

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa dengan wazan (timbangan) fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya falsafah dan filsaf. Menurutnya, dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan dari kata Inggris philosophy. Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat. Filsafat seperti yang kita ketahui memiliki tiga cabang yaitu, Ontologi, Epistemologi, Aksiologi. Mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang lingkup dan pembahasannya. Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang ilmu, hanya saja mencakup hal dan tujuan yang berbeda. Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir, Epistemologi membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan, bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain, sedangkan Aksiologi membahas tentang guna pengetahuan, klasifikasi, tujuan dan perkembangannya. Akan tetapi untuk sekarang ini kami akan menitik-beratkan pembahasannya kepada masalah ontologi yang mana membahas tentang apa objek yang kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.

References

Bakker annton. 1992. ontologi metafisika umum filsafat pengada dan dasar-dasar kenyataan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Cecep Sumarna. Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2006

Dr. Zaprulkhan, S. Sos.I., M.S.I., ”filsafat ilmu sebuah analisis kopntenporer” (hal 58-60)

Filsafat_Ilmu_Pengetahuan,http://staf_unud.com/artikel/filsafat_ilmu.htm. sabtu, 09 November 2011

http://filsafatindonesia1001.wordpress.com/2009/07/22/perbedaan-antara-ilmu-dan- pengetahuan/ Sabtu, 09Nopember 2011

Poedjawijatna. 2004. Tahu dan Pengetahuan. Rineka Cipta, Jakarta dan Wibisono. Filsafat Ilmu. 2008. (Online), (http://cacau.blogsome.com, diakses 20 Maret 2008)

S. Praja, Juhaya. 2003. aliran-aliran filsafat komunikasi & etika. Jakarta: Kencana.

Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Suparlan Suhartono, Filsafat ilmu pengetahuan, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2005), hlm. 111

Zaprulkhan. 2004. filsafat ilmu sebuah analisis kopntenporer. Jakarta : Pustaka Grafindo”.

Downloads

Published

2023-06-15

How to Cite

Albadri, P. B., Ramadani, R., Amanda, R., Nurisa, N., Safika, R., & Harahap, S. S. (2023). ONTOLOGI FILSAFAT. PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(3), 311–317. https://doi.org/10.55681/primer.v1i3.148